Alhamdulillah… Allah memberikan kesempatan untuk bergabung
bersama Institut Ibu Profesional (IIP) dalam program matrikulasi gelombang
kelima. Program ini akan berjalan selama sembilan minggu, karena namanya adalah
matrikulasi maka pembahasannya pun merupakan overview dari kelas yang akan diikuti lebih lanjut yaitu
kelas: Bunda Sayang, Bunda Cekatan,
Bunda Produktif, dan Bunda Shalehah. Setiap kelas akan diampu selama satu
tahun, jadi total kami belajar adalah kurang lebih 4 tahun 3 bulan. Waaahh… membayangkannya
adrenalin saya langsung naik nih, lama yaa?? Yups, kan sama dengan kita kuliah lagi 😊 mudah-mudahan bisa istiqomah
untuk belajar menjadi Ibu terbaik bagi anak-anak dan Istri terbaik bagi suami,
insya allah atas ridho suami, ini adalah salah satu ikhtiar saya untuk menjadi
pribadi yang lebih baik…
Nah balik lagi ke program matrikulasi ya pemirsa…
Untuk lulus program matrikulasi ini, kita harus mengumpulkan
Nice Homework (NHW) setiap minggu dan mengikuti minimal
tujuh dari sembilan kali pertemuan, jadi harus pandai-pandai mengatur waktu deh…
tugasnya apa sih?? Saya juga belum tahu,
kan baru mau mulai hehehe… tapi yang
jelas, tugas yang diminta adalah pengalaman kita setelah belajar, jadi tidak
ada salah dan benar, hanya belajar menuliskan hikmah dalam goresan tinta.
Nah dari pertemuan perdana kemarin (Sabtu, 27 Januari 2018)
kami belajar bagaimana adab menuntut ilmu yang diantaranya menjelaskan
bagaimana adab kita sebagai pencari ilmu kepada diri sendiri, kepada guru, dan
kepada sumber ilmu itu sendiri. Kami ditemani oleh fasilitator yang luar biasa yaitu
Mbak Nika Yunitri dan observer kelas
kami yang ga kalah kece yaitu Mbak Adit Marwa.
Mengapa sih harus belajar Adab ? karena Adab adalah pembuka pintu ilmu bagi yang ingin
mencarinya, karena ILMU adalah syarat untuk kita melakukan AMAL dan ADAB adalah
cara bagaimana kita mengamalkan ilmu, maka ADAB adalah hal yang paling
didahulukan sebelum ILMU.
![]() |
Kelas offline matrikulasi #batch5 IIP Tangsel |
Berikut
adalah Adab Menuntut Ilmu yang dapat saya sarikan dari pemaparan bunda Nika
Yunitri saat perkuliahan kemarin:
Adab pada Diri Sendiri
Pertama,
kita harus ikhlas dan membersihkan diri dari segala hal yang bersifat negatif,
agar tiada penghalang untuk ilmu masuk ke dalam hati. Pentingnya kita untuk
membersihkan hati dan tingkah laku dalam mencari ilmu juga dinyatakan dalam
sebuah nasihat yang diberikan oleh guru imam Syafi’i rahimmahullah yaitu Imam
Waki yang berbunyi “Ilmu adalah cahaya,
dan cahaya Allah tidak akan diberikan kepada orang yang berbuat maksiat”
Kedua,
selalu berlomba-lomba untuk menjadi yang pertama dalam kebaikan. Datang di awal
waktu, duduk dibarisan depan, dan mengerjakan tugas tepat pada waktunya.
Ketiga, mengosongkan
gelas. Kita harus membuang jauh-jauh sifat sombong, merasa lebih tahu dan lebih
paham karena sejatinya ilmu Allah sangat luas, ilmu yang ada di bumi sekarang ini
ibarat setetes air di lautan, maka jangan pernah berbangga dan berpuas diri.
Keempat, belajar tuntas. Kita sebagai pembelajar harus belajar secara tuntas agar ilmu yang kita amalkan tidak salah kaprah akibat dari pembelajaran yang setengah-setengah.
Keempat, belajar tuntas. Kita sebagai pembelajar harus belajar secara tuntas agar ilmu yang kita amalkan tidak salah kaprah akibat dari pembelajaran yang setengah-setengah.
Kelima,
mencatat dan mengerjakan tugas. Ilmu ibarat binatang buruan dan tulisan adalah
pengikatnya, maka sepandai apapun kita berburu apabila tidak pandai menjaganya
maka lepaslah sang buruan. Oleh karena itu, catatlah ilmu tersebut, kerjakan
tugas sebagai bahan penghayatannya.
Adab terhadap Guru (Penyampai Ilmu)
Pertama, khidmat terhadap guru. Kita harus berusaha memperoleh ridho guru, hormat kepadanya dan senantiasa menyenangkan hatinya agar tiada penghalang ilmu untuk sampai pada kita.
Adab terhadap Guru (Penyampai Ilmu)
Pertama, khidmat terhadap guru. Kita harus berusaha memperoleh ridho guru, hormat kepadanya dan senantiasa menyenangkan hatinya agar tiada penghalang ilmu untuk sampai pada kita.
Kedua,
tidak mendahului guru. Walaupun kita sudah pernah memperoleh materi yang akan
disampaikan, namun kita tidak patut mendahului guru dalam menyampaikan,
menjawab pertanyaan, memotong pembicaraan dan membandingkan apa yang
dibicarakan guru tersebut dengan sumber yang lain.
Ketiga, meminta izin saat ingin menyampaikan ilmu yang telah diajarkan kepada orang lain. Apabila kita ingin menyampaikan ilmu yang telah kita dapat, kita harus meminta keridhoan guru untuk menyebarkannya dengan tetap mencantumkan sumber/nama guru tersebut.
Ketiga, meminta izin saat ingin menyampaikan ilmu yang telah diajarkan kepada orang lain. Apabila kita ingin menyampaikan ilmu yang telah kita dapat, kita harus meminta keridhoan guru untuk menyebarkannya dengan tetap mencantumkan sumber/nama guru tersebut.
Adab terhadap Sumber Ilmu
Pertama, tidak patut kita meletakkan sumber ilmu di tempat-tempat yang buruk (apabila bentuknya seperti buku), menginjak-injaknya, melemparnya, dan perlakuan-perlakuan buruk lainnya, perlakukan ia dengan hormat.
Kedua, kita tidak boleh menyebarluaskan atau menggandakan dengan tujuan komersil tanpa izin dari penulis atau sumber ilmu tersebut.
Ketiga, tidak mendukung kegiatan plagiariame, pembajakan dan hal serupa lainnya.
Keempat, dalam jaringan, tidak menyebarluaskan ilmu atau informasi apapun dengan keterangan “copas dari grup sebelah” tanpa mencantumkan sumber yang telah valid dan dapat KITA pertanggungjawabkan keabsahannya.
Kelima, dalam jaringan, kita harus menerapkan “sceptical thinking” dalam menerima sebuah informasi. Selalu waspada dan tidak mudah percaya dengan kebenaran sebuah informasi apabila belum memvalidasinya terlebih dahulu.
Sekarang kita kembali lagi ke Nice Homework :)
NHW pertama yang saya dapatkan dari pertemuan perdana
kemarin adalah sebuah pertanyaan yang sebenarnya menjadi dasar utama bagi saya untuk
mengikuti perkuliahan ini yaitu:
Tentukan satu jurusan
ilmu yang akan anda tekuni di universitas kehidupan ini dan sertakan alasannya!
Banyak sekali keinginan-keinginan yang sejatinya belum
tercapai untuk memperbaiki diri, namun hal utama yang ingin saya pelajari
adalah bagaimana menjadi seorang Ibu Profesional, Ibu yang memberikan hal
terbaik baik putra putrinya dan Istri yang memberikan hal terbaik bagi suaminya.
Banyak orang berkata bahwa menjadi ibu dan istri tidak ada sekolahnya, namun saya
yakin semua hal ada ilmunya (buktinya Institut
Ibu Profesional hadir untuk menjawab pernyataan tersebut J) yang menjadi perkara
adalah perihal kita mau mempraktikannya atau tidak.
Bagaimana strategi
menuntut ilmu yang akan anda rencanakan di bidang tersebut!
Strategi saya tentunya adalah bergabung dengan keluarga IIP
Tangsel, berkomunikasi dengan suami sebagai partner hidup dan yang pasti teman
sekelompok dalam mengerjakan tugas serta mempraktikkan ilmu yang saya dapat
dalam kelas. Kemudian, saya akan belajar memanajemen waktu, agar dapat
konsisten dan komitmen dalam institusi ini ❤ Bismillah…
Berkaitan dengan adab menuntut ilmu, setelah mendapat materi
ini saya akan berusaha memperbaiki diri dengan:
Mengosongkan
gelas
Salah satu mental blok adalah sikap merasa
lebih tahu, maka saya akan datang dengan gelas kosong, membuang semua
kesombongan dan mengisinya dengan keikhlasan dan keridhoan untuk menyerap ilmu
yang akan disampaikan nanti.
Belajar Tuntas
Menuntaskan apa yang telah saya mulai
dengan belajar istiqomah, karena banyak ilmu yang salah saat diamalkan akibat
belum tuntas dipelajari.
Berlomba
menjadi yang terdekat dengan sumber ilmu
Belajar untuk datang before time sehingga tidak ada sedikitpun materi yang tertinggal
serta duduk paling dekat dengan guru agar dapat lebih mudah berdiskusi dan
lebih jelas serta fokus saat mendengarkan
pemaparan materi.
Menghayati
etika menyebarkan ilmu
Tidak sembarangan menyebarkan ilmu,
pastikan sudah mendapat ridho dari guru dan mencantumkan asal ilmu tersebut. Memastikan
sumber informasi telah valid dan dapat saya pertanggungjawabkan kepada orang
lain dan yang terpenting kepada Allah SWT. Memperlakukan sumber ilmu dengan
baik, tidak meletakkan di tempat-tempat yang buruk jika sumber tersebut
berbentuk buku.
Semoga
Allah memudahkan ikhtiar ini dan memberinya keberkahan yang berlipat. Aminn….
Referensi :
_Turnomo
Raharjo, Literasi Media & Kearifan Lokal: Konsep dan Aplikasi, Jakarta,
2012._
_Bukhari
Umar, Hadis Tarbawi (pendidikan dalam perspekitf hadis), Jakarta: Amzah, 2014,
hlm. 5_
_Muhammad
bin sholeh, Panduan lengkap Menuntut Ilmu, Jakarta, 2015_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar