Siapa yang tiba-tiba pusing melihat rumah super berantakan setelah sesi permainan bersama si kecil usai? *Tunjuk tangan sendiri*
Walaupun rumah berantakan adalah suatu keniscayaan yang hakiki seusai sesi bermain, ada banyak sekali ruang ekspresi dan eksperimen komunikasi produktif yang berada dibaliknya loh bunda. Seperti yang terjadi hari ini, Faqih menghancurkan kapur-kapur yang ia gunakan untuk latihan tracing di tembok melukisnya hingga menjadi bubuk, YESS... MENJADI BUBUK! bunda tidak salah baca, ia memang menumbuk kapurnya hingga menyerupai bedak tabur. *Inhale* *exhale*
Tidak perlu membayangkan seperti apa rupa ruangan setelah bertabur bubuk kapur warna warni ya Bun, membayangkannya berat... biar saya saja *apa sih...*
Sebelum belajar komunikasi produktif pasti saya sudah bernyanyi dengan nada sopran dengan tema stres berat melihat ruang berantakan. Namun, dalam komunikasi produktif kita diharapkan selalu fokus pada solusi bukan masalah dan senantiasa melibatkan anak dalam melakukan solusi tersebut. Baiklah, akhirnya saya melihat situasi ini sebagai tantangan untuk mempraktikkan teori ini.
Kali pertama yang saya lakukan adalah membiarkan ia memuaskan hasratnya untuk memproduksi bedak kapur, untunglah tagline salah satu detergent yang mengatakan 'berani kotor itu baik' selalu terngiang-ngiang menenangkan hati ini . Setelah Faqih puas, saya biarkan ia mengobservasi, untuk itu diperlukan akting yang mungkin akan terasa sedikit lebay saat dipraktikkan hahaha...
"Aaaahh... Kakaak, coba lihaat."
(Dengan ekspresi dan intonasi terkejut melihat kabstrakan ruangan)
(Dengan ekspresi dan intonasi terkejut melihat kabstrakan ruangan)
Faqih tiba2 sadar kalau ruangan sangat kotor.
"UMI... KOTOOOR... IIIIH"
"UMI... KOTOOOR... IIIIH"
Ingat untuk selalu fokus pada solusi
"Hmmm, bagaimana kalau kita bersihkan sama-sama yuk..."
"Hmmm, bagaimana kalau kita bersihkan sama-sama yuk..."
Sim salabim dia langsung lari ke dapur mengambil sapu dan menyapu bubuk bubuk kapur yang tercecer di ubin. Yaa niatnya kan mau bersihin ya Bun walaupun kenyataannya malah tambah diratain 藍 it's Ok!
Bayangkan saja saat tangan mungilnya nanti sudah cukup kuat dan terampil memegang sapu, pasti ia tidak akan segan membantu ibunya merapikan sisa media bermainnya yang kotor. Bayangkan saja apabila ia terbiasa peka melihat masalah di sekitarnya dan fokus untuk mencari solusi untuk memperbaikinya, pasti hidup akan terasa lebih indah dan bermakna. Nah untuk itu semua butuh proses, konsistensi dan kesabaran. Biarlah waktu yang membuktikan bahwa proses yang baik tidak akan pernah mengkhianati hasil.
#hari2
#gamelevel1
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
#institutibuprofesional
Hehehe.. Faqih sudah mau sapu sendiri yaa.. :)
BalasHapusalhamdulillah... semoga seterusnya begini mbak hehehe...
BalasHapus