Apa kabar Bunda pembelajar? Semoga
selalu semangat ya dalam membersamai si kecil yang menggemaskan dan kian cerdas
setiap hari. Sudahkah Bunda memeluk dan menghadiahi kecupan manis untuk
orang-orang terkasih dalam keluarga Bunda? Kalau belum, saat nanti bertemu Pak
suami, langsung sambut dengan pelukan hangat ya… jangan lupa untuk kecup si
kecil juga Bun :)
Nah, sambil menunggu suami tercinta pulang, bolehlah menyimak sedikit cerita hari ini.
Nah, sambil menunggu suami tercinta pulang, bolehlah menyimak sedikit cerita hari ini.
***
Hari ini, Saya dan Abinya Faqih
sepakat untuk mengajak Faqih menyiram tanaman yang baru saja menampakkan
pucuknya. Jujur, menanam adalah hal yang penuh tantangan untuk kami karena di
lingkungan tempat kami tinggal banyak sekali ayam yang berkeliaran dan hobi
memakan pucuk-pucuk yang baru tumbuh sehingga seringkali tanaman kami mati
sebelum bertumbuh, hiks…☹️
Saat mengenalkan kegiatan ini,
saya tidak serta merta menyuruh Faqih untuk menyiram tanaman, akan tetapi saya mencoba
memancing ketertarikannya terhadap kegiatan tersebut. Seperti biasa, sebelum
jam mandi sore adalah waktu Faqih eksplorasi di luar. Saat kami keluar,
Faqih langsung mengambil mobil-mobilannya yang berwarna kuning cerah untuk ia
naiki, sementara Abi sudah siap dengan ketel yang telah dimodifikasi menjadi alat
penyiram tanaman hehehe….
Saya biarkan Faqih mengambil mobil- mobilan tersebut.
Setelah mobilnya di luar, saya pun menghampiri Faqih;
“Kakak, lihat abi deh…” Faqih
menoleh ke arah Abi yang sedang menyiram tanaman.
“Seru ya Kak, siram pohon…
pohonnya mau minum. Kakak mau main mobil-mobilan atau mau siram-siram sama Abi?”
“Siraaaaam poohon” teriak Faqih bersemangat
dan langsung meninggalkan mobilnya untuk menghampiri Abi.
Duh senangnya melihat ia
bersemangat, anak-anak pasti bersemangat ya kalau melihat air mengalir
hihihihihi… Sebenarnya saya bisa saja langsung mengarahkan Faqih untuk menyiram
tanaman. Namun, apabila kegiatan yang dilakukan adalah pilihannya sendiri tentu
Ia akan lebih bersemangat. Inilah salah satu poin yang terdapat dalam
komunikasi produktif, mengganti perintah dengan pilihan.
Dengan memberikan pilihan, si
kecil dapat belajar mengambil keputusan. Kemampuan mengambil keputusan adalah
salah satu modal utama untuk menjadi pribadi yang proaktif. Bukan hanya
kemampuan untuk menerima perintah namun juga kemampuan untuk menolak perintah
yang dirasa akan menjadi belenggu dalam hidupnya. Saat seseorang telah memiliki
kemampuan mengambil keputusan maka bersamanya akan tumbuh sebuah tanggung jawab
dan rasa cinta terhadap apa yang Ia lakukan. Bukankah impian setiap manusia
untuk dapat melakukan apa yang ia cintai dalam hidupnya? Coz, Passion is oxygen of the soul (anonym), right?
#hari8
#gamelevelsatu
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
#institutibuprofesional
Right, Umi! :)
BalasHapusMakasih Mbak Nika, sudah mampir :)
BalasHapus